Jakarta, SP Aktual,- Sistem pelaporan antara Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dengan jajaran di bawahnya belum berfungsi dengan baik.
Kerap kali laporan tersampaikan cukup lambat dan tidak melalui sistem yang
seharusnya berjalan di pemerintahan.
Hal itulah
yang dikeluhkan Presiden SBY saat membuka sidang kabinet paripurna, di kantor
presiden, Jumat (2/12). "Terkait daya tanggap yang menjadi ciri good
governance. Saya mau memberi koreksi, sistem pelaporan cepat sering
tidak berjalan dengan baik," ujar SBY.
Ia
mencontohkan pada peristiwa ambruknya jembatan di sungai Mahakam, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. SBY mengaku menerima informasi itu dari pesan
singkat yang masuk ke telephon genggamnya serta berita di media massa. Bukan
berasal dari sistem yang seharusnya berfungsi.
Padahal
ketika itu kejadian sudah berjalan selama satu jam. Untungnya, kata Presiden,
ia bisa berkomunikasi langsung dengan gubernur di lapangan serta Kapolda. Meski
ketika itu Kapolda tidak berada di lokasi. "Mestinya masalaah seperti itu
harus cepat ke tangan presiden. Boleh laporan sementara, kemudian diikuti apa
yang harus dilakukan," terangnya.
Contoh lain,
lanjut SBY, ketika ia sempat melihat running text di channel TV News Asia Kamis (1/12)
malam kemarin seputar persoalan di Papua. Dalam pemberitaan yang dapat dilihat
diseluruh dunia itu seolah mengabarkan tentara telah melakukan penembakan
kepada pengibar bendera (Bintang Kejora) yang semestinya tidak terjadi.
Mendapat
informasi itu, SBY lalu menghubungi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
"Saya telepon Mensesneg, apa yang terjadi untuk dikomunikasikan,
jawabannnya setengah komplit meski belum dikonfirkmasikan," kata Presiden.
Terhadap hal
sensitif seperti ini, menurut SBY, laporannya harus cepat. Berikan langsung
informasi itu kepada Presiden. "Kalau berita itu tidak akurat, berikan
koreksi. Jangan sampai berjam-jam masyarakat global mengetahui hal
keliru," tegasnya.
Itulah
mengapa SBY menyayangkan banyak kejadian yang malah ia dengar melalui SMS
ataupun media massa. Bukan dari sistem yang seharusnya berfungsi. Bahkan, tak
jarang ia lebih tahu terlebih dahulu daripada jajaran di kabinetnya. Oleh
karenanya, menurut Presiden sistem ini harus segera di koreksi.(spa)
0 komentar:
Posting Komentar