Sumedang, SP Aktual,- Rintihan sakit hati Devi.N (32) istri dari seorang tukang
ojeg yang sudah puluhan tahun mangkal di pangkalan ojeg Desa Naluk Kec.
Cimalaka rupanya terus mengirisnya. Karena mengojeg merupakan satu-satunya
nafkah yang diberikan suami tercintanya untuk menghidupi kebutuhan ia dan ke
empat putranya, sementara itu anak paling besar merupakan seorang perempuan
yang baru duduk di kelas satu SMP yang juga di dera sakit-sakitan karena
menderita penyakit amandel yang sudah cukup lama dirasakanya.
Kepada SPA (Jumat 8/4) di rumahnya
sambil berurai air mata ia menuturkan sakit hatinya akibat ulah seorang kader
Hanura bernisial “W” yang sama- sama ngojeg di pangkalan terminal Naluk. “Saya
benar-benar sakit hati atas ulah Wahyar yang sampai tega mengusir suami saya
(Endul-red) yang sudah lama mengojeg di pangkalan itu karena suami saya
ketahuan tidak mendukung Hanura ketika Pilpres ( Pilihan Presiden) tahun 2009”,
ujarnya.”Makanya setelah Pilpres kesini suami saya tidak bisa me-ngojeg lagi di
tempat itu. Dan katanya lagi menurut Devi,”Saya tidak mengerti dengan sikap
mereka maka oleh karena itu saking sakit hatinya atas ulah Wahyar, saya dan
suami saya sempat datang ke rumah Zulkifli yang menjadi anggota DPRD dari
Partai Hanura yang tinggal di Desa Galudra Cimalaka. Namun bukanya mendapat
ketenangan malah Bapak Zulkifli bersikap menyuruh saya dan suami saya balik
meminta maaf kepada Wahyar”, ucapnya sedih menggambarkan sakit hatinya. Katanya
lagi, “Salah apa saya, hingga saya harus minta maaf kepada Wahyar..??”ujarnya
dengan nada jengkel. “Apa karena tidak mendukung Hanura itu merupakan suatu
kesalahan..??” tanyanya heran.
“Saya dan keluarga besar saya sejak
dulu mecoblos PDIP karena sejak dulu saya pengagum Ibu Megawati yang ayahnya
Bung Karno menjadi Proklamator RI”, ujarnya. Dan kata Devi lebih lanjut, “ Makanya ketika itu
jika ada kegiatan saya suka ikut bersama aa Gilar dari PDIP”,ujarya
sedih.
Sejak diusir suaminya dari tempat
Ojeg Naluk penghasilan suaminya makin tidak karuan karena makin jauh dari
penghasilan cukup hingga untuk membayar motor yang ia kredit pun makin
kelabakan.
Untungnya seorang Purnawirawan TNI
bernama Jaenudin telah baik hati hingga suaminya di tempatkan lagi menjadi
tukang ojeg di pangkalan terminal Cimalaka yang cukup jauh dari rumah
tinggalnya. Dan sejak pindah ngojeg ke terminal Cimalaka sejak itulah
penghasilan suaminya makin morat-marit karena mengojek di tempat itu waktunya
terbatas sehingga hasilnyapun dirasakan lebih minim.
Zulkipli M Ridwan, SE, MM anggota
DPRD Kab. Sumedang Komisi C dari Partai
Hanura saat dikonfirmasi di Gedung Dewan Selasa (17/4) terkait kejadian itu
mengatakan, “Memang kedua orang yang dimaksud itu (Suami istri tukang
ojeg-red) pernah datang ke rumah
saya ketika itu untuk mengadukan
permasalahanya”,ujarnya. Dan kata Zul lebih lanjut,”Ketika itu memang saya
menyarankan kepada orang itu untuk
meminta maaf dan hal itu saya sarankan karena siapa tahu ada permasalahan lain
hingga menyangkut ke pemilihan dan saya pikir hal itu sudah selesai”, ujarnya.
“Saya baru tahu sekarang kalau hal itu belum selesai”, kilahnya,
seraya ia mengatakan akan menyelesaikan
permasalahan itu secepat mungkin.” Saya akan meyelesaikan permasalahan itu
dengan cara akan memanggil dulu pihak yang tersakiti baru kemudian ke pihak
yang dianggap menyakiti karena orang yang dimaksud (pihak tersakiti-red) kebetulan
saya sering melihatnya ketika ia (Pendul-red) sedang mengojek di terminal
Cimalaka”, ujarnya.
Dalam era reformasi yang sudah tidak
menjadikan politik menjadi panglima lagi tetapi lebih menjadikan hukum menjadi
palima, maka pemaksaan kehendak terhadap
kepentingan perorangan maupun golongan sudah tidak layak lagi dipertontonkan.
Dan bila hal itu masih terjadi maka hal itu merupakan
pelanggaran terhadap hak azasi manusia
seperti yang tercantum dalam UU Dasar 1945 yang mencantumkan setiap orang berhak untuk
menentukan dan meyalurkan aspirasinya .(Jeky)
0 komentar:
Posting Komentar