Jakarta,
SP Aktual,-Pakar telematika yang juga anggota DPR RI Roy
Suryo menilai, inisiatif untuk menurunkan ketinggian terbang pesawat Sukhoi
Super Jet 100 dari 10 ribu kaki ke enam ribu kaki sangat fatal.
"Meski secara resmi tetap harus menunggu
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tetapi analisis terakhir
menunjukkan inisiatif untuk berani turun dari 10 ribu kaki ke 6.000 kaki bahkan
ketika Sukhoi masih pada kecepatan sekitar 400 kilometer per jam sangat
fatal," kata Roy kepada pers di Jakarta, Jumat.
Pilot Sukhoi SSJ-100 dikabarkan telah meminta
melakukan visual flight sehingga meminta izin turun dari 10 ribu kaki ke enam
ribu kaki.
Menurut Roy, Sukhoi jatuh di Gunung Salak itu
bukan karena sinyal telepon seluler (HP) yang kabarnya ada penumpang yang
mengaktifkan HP. "Bukan karena HP," katanya.
Menurut dia, kerasnya "impact" ini yang
membuat "emergency location transmitter" (ELT) tidak sempat berfungsi
karena di atas 25G. "Meski ini sebatas analisis, secara resmi tetap harus
menunggu laporan investigasi KNKT," kata Roy.
Dia mengatakan, selain ELT/ELBA tidak berfungsi
sesudah "crash", sebelumnya mengapa"Ground Proximity Warning
System" (GPWS) SSJ-100 tidak aktif. "KNKT perlu mengecek ini semua,"
katanya.
Pemerintah Indonesia
melalui Komite Nasional Keamanan Transportasi masih menyelidiki penyebab
jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor,
Jawa Barat, yang terjadi Rabu. Setelah lokasi jatuhnya pesawat ditemukan,
langsung dilakukan evakuasi terhadap korban. (ANTARA/SPA)
0 komentar:
Posting Komentar