Jakarta, SP Aktual,- Tontonan yang mengerikan
itu diputar dihadapan Anggota Komisi III DPR RI. "Sudah-sudah, ini
mengerikan sekali ini,"ujar Ahmad Yani, Anggota Komisi III DPR di Gedung
DPR, Jakarta, Rabu (14/12).
Dokumen video sadis itu
dibawa Lembaga Adat Megoupak dari Propinsi Lampung. Mereka melakukan pengaduan
mengenai adanya pembantaian masyarakat sipil oleh aparat yang terjadi sejak
tahun 2009 hingga 2011.
Dalam rombongan Adat
Megoupak, tampak Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi. Sementara dari Komisi hukum DPR
dipimpin Bambang Soesatyo. "Mohon menjadi kepedulian wakil rakyat agar
keadilan dapat ditegakkan setegak-tegaknya,"ujar Saurip Kadi di gedung
DPR. Dalam pertemuan itu, Bob Hasan, Ketua Tim Advokasi Lembaga Adat Magoupak
menjelaskan kronologi adanya pembantaian dan kekerasan sadis tersebut. Kata Bob, awalnya terjadi saat sebuah perusahaan bernama PT.
Silva Inhutani milik warga negara Malaysia bernama Benny Sutanto alias Abeng
bermaksud melakukan perluasan lahan.
Hal itu dilakukan sejak
tahun 2003, namun upaya PT. Silva Inhutani membuka lahan untuk menanam kelapa
sawit dan karet selalu ditentang penduduk setempat. Sebab, penduduk lebih memilih
menanam Sengon dan Albasia.
Buntut dari penolakan
warga, PT Silva Inhutani membentuk PAM Swakarsa yang juga dibekingi aparat
kepolisian. Nah, setelah PAM Swakarsa terbentuk, kekerasan mulai terjadi,
dimulai tahun 2009 hingga saat ini (2011).
Menurut Bob, selama tindak
kekerasan itu, setidaknya sudah 30 orang menjadi korban pembantaian. Mulai
dengan cara ditembak, disembelih dan disayat-sayat. YAng luka-luka, jumlahnya
ratusan orang. Bahkan ada yang mengalami trauma dan stres berat. "Kejadian
terjadi di Mesuji, Sodong, juga Tulang Bawang. Kalau penyembelihan itu terjadi
awal Januari 2011," ujar Bob. (berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar